Terdapat berbagai jenis kapal yang melintasi perairan Indonesia, diantaranya adalah kapal laut, kapal tanker, pesiar, dan sebagainya. Sebagai salah satu negara penghasil minyak, kapal tanker menjadi salah satu kapal tanker yang seringkali ditemukan karena diharuskan mengangkut kargo minyak dari Indonesia ke negara-negara lainnya. Ukuran dari kapal pengangkut minyak mentah biasanya lebih besar dari kapal pengangkut minyak yang sudah diolah. Untuk menjaga agar kapal tanker dapat terus berfungsi, pemilik kapal harus dapat merawat kapal tanker secara menyeluruh agar kondisi fisiknya tetap baik dan prima. Perawatan kapal tanker harus meliputi semua mesin, kabel listrik, dan seluruh peralatan, serta kebersihan kapal tersebut. Kapal tanker yang terawat dan bersih dapat menjamin kualitas barang muatan yang diangkut, tidak terkecuali minyak. Membersihkan tangki adalah kegiatan penting dalam bentuk perawatan pada kapal tanker minyak karena dapat membawa risiko yang signifikan jika prosedur yang ada tidak diikuti dengan benar. Biasanya, kegiatan ‘mencuci’ atau membersihkan kapal biasanya ditujukan untuk kapal yang biasa mengangkut jenis muatan yang berbeda-beda dan tidak kompatibel. Dalam sebagian besar urutan kargo pada tanker pengangkut produk, kegiatan pembersihan biasanya hanya menggunakan air panas atau dingin yang biasa ditemui. Cuci menggunakan air pada umumnya akan memencarkan berbagai jenis bahan kimia dan telah terbukti efektif untuk membersihkan kargo untuk produk seperti minyak bumi seperti minyak gas atau minyak tanah. Namun, perlu dicatat bahwa ada sejumlah urutan tingkat, khususnya dalam perdagangan produk minyak bumi, dimana kargonya tidak perlu dicuci sama sekali. Dengan demikian, keputusan untuk membersihkan tangki atau tidak, hanya perlu dilakukan ketika kita tahu muatan apa yang selanjutnya akan diangkut oleh kapal tersebut. Ruang kapal di kapal tanker minyak yang telah dikosongkan dari kargo minyaknya dibersihkan terlebih dahulu dengan mengisi ruangnya dengan penampung air laut sehingga uap minyak didorong dari ruang kapal dan lapisan minyak residu mengapung di atas penampung air laut. Lapisan minyak yang mengapung kemudian diambil dari penampung air laut. Ruang kapal kemudian dicuci dengan semburan air laut bertekanan tinggi. Mesin pencucian untuk kapal serta persediaan air bahkan metode mencuci biasanya dijelaskan dengan istilah ‘Butterworth’. Mesin-mesin, baik mesin yang portabel atau tidak, terdiri dari nozel yang berputar, yang digerakkan oleh persneling yang digerakkan air untuk menciptakan pola atau siklus pencucian. Dengan mesin portabel, baik mesin dan selang pasokan air yang fleksibel ditempatkan di bagian atas tangki untuk dibersihkan melalui sebuah lubang yang disebut dengan ‘Butterworth Port’. Mesinnya secara progresif diturunkan ke ketinggian tangki secara bertahap setiap 10-15 kaki. Tanda setiap 5 kaki pada selang pasokan air adalah cara yang efektif untuk mengetahui kedalaman mesin di dalam tangki. Posisi terendah biasanya sekitar 5 kaki di atas dasar tangki di mana mesin diposisikan untuk dibersihkan bagian bawahnya. Durasi pencucian untuk setiap 5 kaki biasanya sama dengan satu siklus mesin, waktu siklus bervariasi antara 30 hingga 60 menit sesuai dengan ukuran mesin dan tekanan pompa. Selama operasi pencucian, residu muatan yang dicampur dengan air pencuci secara terus menerus dikeluarkan dari tangki muatan oleh pompa muatan normal kapal. Pencucian ini diarahkan melalui sistem jalur kargo ke tangki penampung, tangki bekas atau dalam beberapa kasus, ke fasilitas pantai. Jadi, seperti itulah gambaran pencucian kapal tanker minyak sebagai bentuk merawat kapal agar tetap dapat berfungsi dengan baik dan tidak mudah rusak serta mencegah agar minyak yang diangkut untuk tumpah.